Informasi Terkini
Kamis, 26 Jun 0104
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
16 Mei 2024

Hari Kedua DIKLATPIM II UIN Ar-Raniry, Sejumlah Pemateri Tanamkan Nilai Kepemimpinan kepada Peserta

Kam, 16 Mei 2024 Dibaca 28x Berita / Berita Viral / Kesiswaan / Pembinaan Masyarakat / Pendidikan

Banda Aceh (16/05) – Agenda Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (DIKLATPIM) II UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Gelombang 4 dan 5 menghadirkan sejumlah narasumber berkualitas pada hari kedua. Agenda yang kegiatannya berpusat pada Ruang Rapat Lantai 2 Biro Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh tersebut menghadirkan sejumlah narasumber yang mengisi pembekalan kualitas kepemimpinan dan pemahaman moderasi beragama para peserta.

Narasumber yang dihadirkan oleh Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry pada agenda hari kedua agenda tersebut adalah Pj. Ketua TP PKK Aceh, Ibu Mellani Subarni Bustami, kemudian aktivis nasional yang juga penggerak moderasi beragama, Ibu Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Dr. H. Iskandar, AP, S.Sos, M.Si., Dosen UIN Ar-Raniry, Dr. Teuku Zulkhairi, MA., dan Menteri Agama RI tahun 2014-2019, KH. Lukman Hakim Saifuddin.

Pada sesi pagi yang diawali dengan materi oleh Ibu Mellani Subarni Bustami, Pj. Ketua TP PKK Aceh ini menyampaikan rasa apresiasinya atas penyelenggaraan agenda DIKLATPIM II oleh PKMB UIN Ar-Raniry Banda Aceh, sekaligus menyampaikan pesan-pesan kepemimpinan via rekaman video kepada para peserta.

Untuk menjadi pemimpin sejati, banyak tantangan dan rintangan yang akan dihadapi. Namun janganlah berputus asa dan tetap bersemangat agar terus dapat terlatih dan terus belajar menjadi pemimpin yang lebih baik. Karena yang harus diingat, bahwa pelaut yang baik tidak lahir dari lautan yang tenang.” Pesan Mellani kepada para peserta.

Dalam sesi selanjutnya, para peserta diajak untuk mengenal konsep-konsep moderasi beragama dan bagaimana penerapannya dalam keseharian bersosial di Republik Indonesia. Materi ini disampaikan oleh Alissa Qotrunnada Wahid via rekaman video berdurasi 35 menit.

Aktivis sosial yang juga merupakan putri presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid tersebut memperkenalkan prinsip dasar dalam pemahaman moderasi beragama, dan bagaimana prinsip moderasi beragama ini menjadi jawaban dari problematika beragama yang beragam di Indonesia.

“Dalam banyak negara dari berbagai belahan dunia, kita dapat melihat secara nyata bagaimana perselisihan antar umat beragama terjadi. Sehingga banyak kita temukan, suatu umat beragama menolak kehadiran umat beragama lainnya untuk beribadah dalam suatu kawasan tertentu, atau bahkan lebih parah, sesama umat beragama yang berbeda paham saling menghardik dan mengecilkan satu sama lain.” Ujar Alissa.

“Moderasi beragama merupakan jawaban dari segala problematika yang terjadi akibat sikap intoleransi keberagamaan. Prinsip inilah yang kemudian sekarang dilihat dan dicontoh oleh dunia, dimana di Indonesia, rakyatnya dapat tetap bersatu di atas segala perbedaan keyakinan yang dianut masyarakatnya.” Sambungnya.

Pada sesi selanjutnya, para peserta dibimbing dan dibina pemahaman kepemimpinannya oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Dr. H. Iskandar AP, S.Sos., M.Si. Iskandar hadir mewakili Pj. Gubernur Aceh yang disebutnya sedang berada dalam perjalanan dinas dalam rangka persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke Jakarta.

“Saya awali pertemuan ini dengan menyampaikan salam dari Bapak Pj. Gubernur Aceh yang tidak bisa berhadir kepada para mahasiswa sekalian. Saya menyampaikan mewakili Pemerintah Aceh bahwa kami sangat menyambut baik dan berbahagia dengan diadakannya agenda DIKLATPIM II ini. Kami meyakini, Aceh di masa depan akan terus berada dalam kejayaannya dengan lahirnya pemimpin-pemimpin yang berkualitas” Ujarnya membuka sesi penyampaiannya.

Dalam sesi penyampaian materi yang berlangsung selama 1 (satu) jam ini, Iskandar menyampaikan pembekalannya kepada para peserta dengan tema “Isu Terkini tentang Kepemimpinan Daerah di Aceh”, yang dalam pemaparannya, ia membekali peserta dengan pesan penting dalam lingkup pemetaan diri dan nilai dasar, modal-modal kepemimpinan, serta kepemimpinan Aceh dan dinamika yang terjadi.

“Menjadi seorang pemimpin haruslah terlebih dahulu melewati berbagai proses dan pembelajaran. Pembelajaran menjadi seorang pemimpin dapat diperoleh dengan terlebih dahulu melewati tahapan sebagai seorang pengikut. Saat menjadi pengikut, seseorang dapat mempelajari banyak hal baik dari pemimpinnya maupun dari pengalaman yang ditempuh. “Pemimpin yang baik lahir dari pengikut yang baik.” Pesan Iskandar.

Sesi selanjutnya diisi oleh Dr. Tgk. Teuku Zulkhairi, MA., dengan tema “Islam Wasathiyyah dan Dinamika Beragama dalam Lingkup Kemasyarakatan Aceh”. Dalam paparannya, Tgk. Zulkhairi membekali para peserta dengan konsep-konsep moderasi beragama dalam perspektif agama Islam.

“Pada dasarnya, ajaran agama Islam sudah mengajarkan penganutnya untuk menjadi orang yang moderat. Apa yang menjadikan sejumlah umat islam berperilaku intoleran disebabkan kesalahan dan keterbatasan dirinya dalam memahami sumber keagamaan.” Terang pengarang buku “Praktik Islam Wasathiyah di Institusi Pendidikan Dayah di Aceh” tersebut.

Sesi terakhir pada hari kedua diisi dengan penyampaian materi oleh Menteri Agama RI tahun 2014 s.d. 2019, KH. Lukman Hakim Saifuddin yang mengisi materi soal pendalaman konsep moderasi beragama. [Asyraf Muntazhar, PKMB UINAR]