Informasi Terkini
Selasa, 26 Jun 9736
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
17 Mei 2024

DIKLATPIM II 2024 Resmi Usai, Sejumlah Pimpinan Perusahaan Bidang Tambang Berikan Materi kepada Peserta

Jum, 17 Mei 2024 Dibaca 31x Berita / Berita Viral / Pembinaan Masyarakat / Pendidikan

Banda Aceh (17/05) – Agenda Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (DIKLATPIM) II tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry, yang melibatkan sebanyak 50 (lima puluh) orang mahasiswa/i dari 3 (tiga) universitas di Banda Aceh, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK), dan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) telah usai diselenggarakan, setelah agenda tersebut secara resmi ditutup oleh Kepala Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry, Drs. H. Saifuddin A. Rasyid, M.LIS.

Selama 4 hari penuh, para peserta dididik dan dibina kualitas kepemimpinan dan pendalaman pemahaman moderasi beragama, serta mempelajari langsung paradigma kepemimpinan pada tingkat praktisi, dengan turut mengundang sejumlah pimpinan perusahaan besar berskala nasional, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan hasil bumi.

Para pimpinan perusahaan yang  hadir memberikan materi kepada para peserta adalah Dr. Ir. Gde Pradnyana, Vice President for Development of MEDCO E&P, Azhari Idris, MA., M.Ed., Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi, dan Tafaul Rijal, General Manager & Community Relation Manager pada PT Solusi Bangun Andalas, perusahaan semen yang berpusat di Lhoknga, Aceh Besar.

Sesi penyampaian materi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Gde Pradnyana, Vice President for Development of MEDCO E&P, diselenggarakan pada sesi pagi hari Kamis (16/05) yang mengawali sesi penyampaian materinya bertemakan “Pengelolaan Migas yang Berkeadilan” dengan menjelaskan sejumlah poin dari peraturan perundang-undangan Indonesia yang menjadi dasar digerakkannya berbagai usaha perekonomian di dalam negeri.

“Dalam Undang-undang, dijelaskan bahwasanya segala bentuk perekonomian harus memperhatikan sejumlah aspek penting, yaitu menguasai hajat orang banyak, kepemilikan negara atas lahan dan apa yang terkandung di dalamnya, dan dijalankan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Jelas Gde.

Ia kemudian melanjutkan, bahwa masih terjadi sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha, khususnya di bidang tambang minyak dan gas bumi dalam rangka mewujudkan amanah undang-undang tersebut. Menurutnya, masih banyak potensi yang dapat lebih dimaksimalkan dari potensi migas Indonesia, terlepas dari segala jenis usaha yang telah berjalan di wilayah Indonesia sampai dengan sejauh ini.

“Industri hulu migas sejatinya masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Sebanyak 58% atau 74 dari total 128 cekungan potensial yang telah ditemukan di Indonesia belum dieksplorasi hingga saat ini.” Pungkasnya.

Ia kemudian menambahkan, “Hal ini (kurangnya eksplorasi potensi cadangan migas potensial) disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah bahwa ini adalah dampak dari minimnya investasi yang masuk. Hal itu lah yang menyebabkan kegiatan eksplorasi kita masih sangat rendah jika kita bandingkan dengan angka yang dicapai negara tetangga.”

Menutup sesi penyampaian materinya, Gde menyampaikan sejumlah pesan penting kepada para peserta, khususnya pesan-pesan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan para peserta. Ia berpendapat, bahwa kualitas kehidupan masa depan Indonesia bergantung kepada kualitas pendidikan generasi mudanya saat ini.

Adapun sesi penyampaian materi yang diisi oleh Azhari Idris, MA., M.Ed., Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi disampaikannya pada Kamis (16/05) siang. Azhari, yang juga merupakan alumni UIN Ar-Raniry Angkatan tahun 1993 (saat itu masih Bernama IAIN Ar-Raniry) hadir untuk menyampaikan perspektifnya terkait prospek dan peluang perkembangan usaha tambang pada minyak dan gas di Aceh pada beberapa tahun mendatang.

Menurut Azhari, ketahanan energi merupakan salah satu pilar penting untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Untuk membangun ketahanan energi, ada sejumlah aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu bagaimana mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya energi, memperkuat industri pengolahan, memperluas jangkauan infrastruktur gas, efisiensi sistem distribusi nasional, dan memperkuat penguasaan atas sumber energi.” Jelas Azhari.

Menyampaikan tentang potensi migas di Aceh, khususnya yang baru ditemukan di Blok Andaman, Azhari menyampaikan bahwa cadangan gas yang terdapat pada lokasi tersebut merupakan sumber baru yang akan membawa Aceh menuju Aceh yang baru. Untuk itu, ia berpesan kepada para mahasiswa/i untuk membuka diri melihat segala peluang yang ada dan melatih diri agar dapat memiliki visi kepemimpinan yang baik.

“Dalam 5 tahun mendatang, mungkin manfaat dari gas bumi yang ada di Blok Andaman akan mulai kita rasakan untuk jangka waktu 30 tahun atau lebih. Pada saat itu terjadi, pelakunya bukan lagi kami, namun kalian, para pemuda.” Ia menyampaikan.

“Tidak perlu takut dan gusar karena kalian tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang tambang. Saya tidak memiliki latar belakang Pendidikan di bidang pertambangan, bahkan saya dulunya merupakan lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry seperti sebagian adik-adik sekarang, namun kini saya membawahi mereka yang ahli pada bidang pertambangan. Itulah makna dari kualitas kepemimpinan, dan itu yang harus terus kalian asah.” Pungkasnya.

Terakhir, Tafaul Rijal, General Manager & Community Relation Manager pada PT Solusi Bangun Andalas, menyampaikan materinya soal kepemimpinan professional, khususnya peran kepemimpinan dalam hal menghadapi kondisi dan penyelesaian masalah yang datang.

“Saya sering menghadapi kondisi dimana kita diapit oleh sejumlah pihak yang berselisih paham. Contoh konkretnya, ketika saya dalam posisi mewakili perusahaan menghadapi pihak masyarakat setempat yang memiliki keinginan atau keresahan tertentu. Penyelesaiannya diusahakan agar selalu mengedepankan maslahat dengan menemukan titik temu antara dua kepentingan yang dibawa oleh masing-masing pihak.” Ujar Tafaul.

“Ketegasan sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan profesional. Maka ketika kita kurang berani, kurang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional, kurang memiliki integritas yang baik sebagai pemimpin, dan tidak amanah, maka ini merupakan indikasi bahwa seseorang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Jangankan disebut untuk memimpin sebuah lembaga tertentu, bahkan memimpin diri sendiri pun ia belum berhasil.” Tegasnya.

Tafaul kemudian memberikan contoh-contoh kepemimpinan yang berhasil dari sejumlah tokoh-tokoh penting dunia. Ia kemudian secara spesifik mencontohkan kepemimpinan ala Rasulullah Muhammad SAW., yang ketika mudanya Rasulullah SAW menerima banyak tempaan hidup sehingga ia memiliki kualitas kepemimpinan yang baik.

Selain sesi pemaparan, para mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang kepemimpinan di dunia usaha pertambangan dengan para pemateri. Menurut para pemateri yang hadir, mereka merasa senang bahwa UIN Ar-Raniry, USK, dan UBBG memiliki kader pemimpin masa depan yang cerdas dan kritis. [Asyraf Muntazhar, PKMB UINAR]