Informasi Terkini
Senin, 26 Jun 0124
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
  • Selamat Datang di Website Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry Banda Aceh
17 Mei 2024

DIKLATPIM II 2024 Masuki Hari Ketiga, Peserta Dibekali Paradigma dan Tantangan Memimpin Masa Depan

Jum, 17 Mei 2024 Dibaca 32x Berita / Berita Viral / Pembinaan Masyarakat / Pendidikan

Banda Aceh (16/05) – Agenda Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (DIKLATPIM) II UIN Ar-Raniry telah memasuki hari ketiga dari keseluruhan rangkaian agenda tersebut pada hari Kamis (16/05). Setelah pada dua hari sebelumnya para peserta dibekali pendidikan kepemimpinan dengan fokus utama pengembangan kualitas kemampuan kepemimpinan dan pendalaman pemahaman moderasi beragama, pada hari ketiga para peserta dibekali dengan materi seputar paradigma memimpin di masa depan.

Pada hari ketiga ini, Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry mendatangkan 4 (empat) pemateri berkualitas yang memimpin lembaga dengan skala nasional. Para pemateri tersebut adalah Gde Pradnyana, Vice President for Development of MEDCO E&P, Billy Mambrasar, Pendiri Yayasan Kitong Bisa yang juga merupakan Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo, Azhari Idris, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi, dan Reza Idria, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry yang juga merupakan Direktur Eksekutif International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS).

Menurut Manajer Program PKMB UIN Ar-Raniry, Dr. Rahmad Syah Putra, pihaknya mendatangkan para tokoh di sejumlah instansi berskala global ini untuk membuka cakrawala para peserta DIKLATPIM II 2024, sehingga kualitas kepemimpinan para peserta yang telah dibina dan dididik selama agenda ini berlangsung turut ditunjang dengan visi kepemimpinan yang baik.

“Untuk menjadi pemimpin di masa depan, para peserta juga perlu mengetahui dan memahami kondisi terkini dan prediksi para pemateri terkait apa yang akan terjadi di masa depan. Seperti yang hari ini bisa kita lihat, bahwa hidup kemasyarakatan saat ini telah memasuki era Society 5.0, maka kami mengundang kak Billy Mambrasar dan bang Reza Idria yang telah meneliti dan mendalami isu tersebut lewat pengalaman dan riset melalui lembaga yang mereka pimpin.” Ujarnya.

“Kemudian, dalam skala regional, Provinsi Aceh sedang hangat-hangatnya membahas tentang ditemukannya cadangan gas di Blok Andaman, yang menurut banyak ahli merupakan sumber energi masa depan Indonesia, dan khususnya pemasukan baru untuk Aceh. Maka kami berharap melalui dua narasumber yang kami undang, yaitu bang Azhari dan pak Gde Pradnyana, perspektif mereka terhadap dunia tambang akan mulai terbuka, terlepas dari latar belakang pendidikan mereka yang beragam.” Lanjut Rahmad.

Sesi pagi dimulai dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Gde Pradnyana, Vice President for Development of MEDCO E&P, yang mengawali sesi penyampaian materinya bertemakan “Pengelolaan Migas yang Berkeadilan” dengan menjelaskan sejumlah poin dari peraturan perundang-undangan Indonesia yang menjadi dasar digerakkannya berbagai usaha perekonomian di dalam negeri.

“Dalam Undang-undang, dijelaskan bahwasanya segala bentuk perekonomian harus memperhatikan sejumlah aspek penting, yaitu menguasai hajat orang banyak, kepemilikan negara atas lahan dan apa yang terkandung di dalamnya, dan dijalankan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Jelas Gde.

Ia kemudian menyampaikan materi seputar kebijakan, tantangan, peluang dunia pertambangan di Indonesia, sebelum kemudian menutup sesi dengan mengutip pernyataan kuat dari Bung Karno soal pentingnya generasi muda membuka cakrawala seluas-luasnya, “Nasionalisme tidak dapat tumbuh subur, jika tidak hidup dalam tamansarinya internasionalisme”. Tutupnya disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.

Selanjutnya, sesi dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar, S.T., M.Sc., M.B.A. atau akrab disebut Billy Mambrasar. Billy menyampaikan materi secara daring, karena pada waktu yang sama, ia menginformasikan bahwa dirinya akan menemui Presiden RI dalam rapat terbatas di Istana Negara.

“Saya memohon maaf tidak bisa hadir membersamai teman-teman peserta DIKLATPIM UIN Ar-Raniry secara langsung di Aceh. Saat ini saya baru saja selesai menjalani perjalanan panjang dari kunjungan kerja saya di Amerika Serikat, untuk menghadiri rapat dengan Presiden RI di Istana Negara. Maka saya berharap dari waktu yang singkat ini, kita dapat mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman baru.” Ujar Billy.

Sosok pria inspiratif asal Papua tersebut kemudian membekali para peserta dengan sejumlah materi terkait peran pemuda masa kini terhadap kemajuan Indonesia di masa mendatang. Ia menerangkan, bahwa masih banyak yang bisa dilakukan pemuda untuk mendorong perbaikan Indonesia kedepannya.

“Para pemuda, khususnya mahasiswa harus punya keberanian untuk bergerak dan terus bergerak. Teman-teman telah mendapatkan bekal yang baik dari pendidikan, jadikan pendidikan tersebut sebagai modal untuk perbaikan Indonesia di masa mendatang. Mari kita, para pemuda Indonesia tidak malu untuk terus bergerak, sehingga ruang gerak dan ruang kebermanfaatan dari dan untuk pemuda terus kita perluas dan perbesar.” Pungkasnya.

“Setiap anak itu born leader, lahir sebagai seorang pemimpin. Lantas pertanyaannya apakah dalam perjalanan hidup kita akan membentuk diri kita untuk menjadi pemimpin yang baik? Jawaban dari pertanyaan itu ada pada diri kita masing-masing.

Setelahnya, sesi penyampaian materi diisi oleh Azhari Idris, MA., M.Ed., Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi. Azhari, yang juga merupakan alumni UIN Ar-Raniry Angkatan tahun 1993 (saat itu masih Bernama IAIN Ar-Raniry) hadir untuk menyampaikan perspektifnya terkait prospek dan peluang perkembangan usaha tambang pada minyak dan gas di Aceh pada beberapa tahun mendatang.

“Tidak perlu takut dan gusar karena kalian tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang tambang. Saya tidak memiliki latar belakang Pendidikan di bidang pertambangan, bahkan saya dulunya merupakan lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry seperti sebagian adik-adik sekarang, namun kini saya membawahi mereka yang ahli pada bidang pertambangan. Itulah makna dari kualitas kepemimpinan, dan itu yang harus terus kalian asah.” Pungkas Azhari.

Sesi kemudian berlanjut dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh Reza Idria, MA., M.Phil., Ph.D, Wakil Dekan III FISIP UIN Ar-Raniry, yang juga merupakan Direktur Eksekutif ICAIOS. Reza, dalam pemaparannya menyampaikan materi yang berkaitan dengan pola hidup bermasyarakat 5.0, atau Society 5.0, paradigma, permasalahan, tantangan, dan solusinya.

Menurut Reza, hal yang mendasari konsep Society 5.0 ini adalah dimana masyarakatnya lebih dinamis, tidak konsisten, dan selalu berubah. Jika lebih dilihat dengan pandangan yang lebih luas, Society 5.0 adalah konsep berkemasyarakatan yang berfokus kepada kemanusiaan.

“Yang membedakan Society 5.0 dengan adalah di mana sekarang ini konsep kemasyarakatan berfokus pada kemanusiaan, dimana pada konsep bermasyarakat dalam Society 4.0, kita lebih berfokus pada bagaimana mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI/kecerdasan buatan). Maka jika sebelumnya kita masih berfokus pada pengintegrasian AI, sekarang kita mulai berfokus kepada bagaimana AI dapat membantu manusia”. Ujar Reza.

“Contoh penerapannya dalam kehidupan kita cukup mulai terasa familiar. Misalkan dalam healthcare, sebelumnya kita membutuhkan timer untuk mengetahui berapa durasi waktu lari kita, dan pada saat bersamaan kita harus menghitung secara manual berapa jarak tempuh, dan lainnya. Namun yang sekarang terjadi, dengan adanya AI, kita dapat secara bersamaan menghitung durasi lari, jarak tempuh, jumlah langkah kaki, rute lari, dan sebagainya.” Lanjut Reza.

Menurutnya, Society 5.0 adalah konsep yang lahir dari masyarakat Jepang yang mencerminkan tahap evolusi masyarakat berdasarkan peran teknologi. Era ini adalah era dimana teknologi seperti AI, Internet of Things (IoT), dan Big Data yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan masalah sosial.

“Maka kedepannya, kita akan berfokus pada sejumlah konsep popular, seperti Smart City, Green Energy, Internet of Things, dan tingkat partisipasi masyarakat.” Jelasnya.

Sesi hari ketiga kemudian dilanjutkan dengan ice breaking dan penyampaian materi manajemen kepemimpinan berbasis spiritual yang disampaikan oleh instruktur pelatihan, Said Muniruddin. [Asyraf Muntazhar, PKMB UINAR]